life - travel - thought - journal

9 Tahun Bersama Twitter

on
Tuesday, May 15, 2018
Pagi ini, sebuah notifikasi muncul di laman twitter saya. Hari ini adalah hari jadi @dehaiyan yang ke-9, katanya.


Mari kita kilas balik ke sembilan tahun yang lalu, 14 Mei 2009.

Hari itu kira-kira seorang Dhiyan yang berusia empat belas tahun sedang santai-santai karena baru selesai Ujian Nasional SMP.  Tahun 2009 itu memang the year of social media deh kayaknya. Setelah bikin akun Facebook di akhir 2008, tahun 2009 saya bikin beberapa akun di media sosial lain. Pokoknya semua yang yang berbau jejaring sosial didaftar deh waktu itu.

Tahun 2009 itu belum zaman ponsel pintar. Sudah ada sih, tapi ya belum se-dimana-mana sekarang. Jadi dulu main media sosial itu ya di komputer atau laptop. Kalau  mau ngobrol sama teman lewat medsos, maka akan saling sms dulu, "OL yuk!" 😁

Seiring berjalan waktu, ternyata twitter menjadi yang paling bertahan diantara media sosial lainnya, setidaknya untuk saya. Facebook sudah lama banget ga diupdate, Plurk malah cuma bertahan sekitar setahun sejak dibuat. Friendster mah udah ke laut dari kapan kan? 

Sejak 2012 saat smartphone sudah marak, muncul berbagai media sosial baru yang berbasis aplikasi. Karena aksesnya yang dalam genggaman, tentu medsos-medsos ini jadi lebih populer dan lebih hype aja karena masih baru. Aplikasi yang paling populer di antaranya ada Instagram, Path, dan Snapchat. Ohiya sama status di home Line juga.

Sebelum twitter punya aplikasi, kalau mau twitteran di HP itu harus pakai browser. Bisa langsung di mobile.twitter.com atau di web-web lain yang memfasilitasi. Favorit saya dulu itu m.tweete.net karena di sana ada button khusus untuk RT alias retweet. Kamu tahu kan dulu kalau mau retweet itu ya "RT"-nya harus di ketik manual? 😆

Saya pernah bilang ke teman saya kalau saya cinta banget sama twitter. Lebay ya hahahaha. Tapi memang begitu adanya. Kenapa? Karena twitter memfasilitasi saya yang suka ngomong sendiri! #horor.

Menurut saya twitter adalah sebaik-baiknya media sosial. Karena buat saya fungsi medsos yang paling utama selama ini adalah untuk ngomong sendiri hahaha. Hampir sama lah kayak blog ini. 😆 Kayaknya gak perlu dijabarkan ya kenapa saya suka twitter karena takutnya malah jadi membandingkan dengan medsos lain. 😜

Saat Instagram, Path, dan Snapchat lagi ramai-ramainya, terasa banget kalau Twitter (bersama Facebook) mulai ditinggalkan. Ada masanya saya buka timeline dan isinya hanya @infobdg, @2pmalways, dan akun-akun official lainnya. 

Entah apa yang membuat twitter kembali hidup setahun belakangan. Banyak banget teman saya yang tiba-tiba ngetwit lagi "hai twitter", "wah udah lama gak buka twitter", "wow masih ada kehidupan di sini", dan semacamnya.

Nah yang bikin saya amazed adalah.... ternyata saya gak pernah ninggalin twitter! #lebaypart2. Saya udah scroll-scroll profil saya dan emang loh saya dari dulu selalu ngetwit minimal sebulan sekali. Sedangkan teman-teman yang merasa "balik" ke twitter itu memang tweet terakhirnya rata-rata tahun 2015! #pentingbanget

Mau kasih satu alasan deh kenapa saya suka twitter: karena di twitter saya menemukan banyak hal seru dan bermanfaat! Uniknya, hal-hal ini ditemukan secara random. Biasanya karena saya lihat tweet yang di-retweet atau di-like oleh following saya. Kalau saya penasaran saya akan buka profil orang yang tweet-nya tidak sengaja saya baca itu.

Yang pertama ada @fiksimini. Saya nemu akun ini udah lama, sekitar tahun 2009/2010. Akun ini adalah tempat orang-orang bikin cerita fiksi dalam satu buah tweet. Jadi admin akan memberi tema yang setiap hari ganti-ganti. Nanti followersnya akan bikin cerita sesuai tema dari admin. Kalau ceritanya bagus akan di-retweet! 

Dulu satu tweet itu hanya 140 karakter dan itulah yang bikin fiksimini seru! Saya pernah bikin dan di-retweet, sekali doang sih. Waktu itu temanya musik.

Nah kalau setahun belakangan, saya nemu banyak akun yang suka share hal-hal atau pengetahuan yang unik, yang kalau gak nemu di twitter kayaknya gak bakal pernah dengar tentang hal itu ataupun berniat cari tahu tentang hal itu.

Contohnya @MoniqueAubrey yang cerita tentang Stockholm Syndrome dan nama-nama perabotan di IKEA, @yoyen yang cerita tentang asal usul kota Depok, @LadyZwolf yang share tentang mealprep, daaaaaaan lain-lain.

Selain itu saya juga nemu banyak akun blogger yang kemudian mengantarkan saya pada perkenalan dengan @BloggerPerempuan. Dari sana nemu lebih banyak lagi blog bagus dan sekarang jadi sering blogwalking lagi. Hingga akhirnya sekarang saya mulai semangat ngeblog lagi!

Terus terus…di twitter tuh perkembangan isunya dinamis bangetttt. Dalam satu waktu seringkali kita bisa dapat dua sudut pandang sekaligus. Contohnya ada tweet viral yang mengeluhkan cara basa-basi orang Indonesia sama teman yang lama gak ketemu, yang bagi sebagian orang kurang menyenangkan. Tau kan ya maksudnya? Nah, gak lama setelah itu tiba-tiba muncul tweet tandingannya, seperti ini.


Contoh lain ada yang pernah bikin utas (thread), katanya instagram bisa menangkap suara lewat microphone di handphone kita. Banyak banget tuh yang retweet. Kemudian ditepis sama orang lain yang punya pengalaman kerja langsung sama orang-orang instagram.





Seru banget kannn? Terlepas dari pihak mana yang benar dan mana yang salah, saya senang karena bisa dapat informasi dari banyak sisi.

Banyak juga hal random nan lucu. Contohnya satu aja ya, kayak yang ini.
Perkembangan dari internal twitter juga menurut saya bagus sih, jarang yang bikin mau protes “kenapa sekarang twitter jadi gini?” Contohnya ya fitur thread itu tadi. Fitur ini memungkinkan kita bikin semacam artikel berfaedah di twitter. Kayak “Kumpulan hotel instagrammable di Bandung” atau “Kuliner yang harus dicoba kalau ke Solo”.

Negatifnya twitter tentu ada juga. Yang marak akhir-akhir ini, muncul threads dari user dengan nama alias kayak utas adora-hilman atau sugar daddy hnm, yang abis dibaca tuh rasanya…… “Astaga, ngapain sih gue barusan?! Buang-buang waktu banget ckckck.” Perasaan yang muncul abis baca utas semacam itu tuh mirip sama perasaan yang muncul waktu dulu sekali-kalinya nyobain main Omegle HAHAHAHA.

Udah ah, segitu dulu cerita tentang Twitter-nya. Semoga ada manfaatnya hahaha.

Kalau kamu gimana? Masih main Twitter, nggak?

-dra-
1 comment on "9 Tahun Bersama Twitter"
  1. eh kalau aku main twitter kayaknya dari 2009 deh, tapi balik lagi itu 2017 hahaa...lama banget

    ReplyDelete