Berkunjung
ke Yogyakarta naik kereta? Sampai di Stasiun Tugu pagi-pagi buta? Mau ke
penginapan, tapi belum buka? Tenang saja! Kini kamu bisa menunggu pagi dengan
nyaman di Anggrek Lounge!
Sekarang
bukan hanya bandara saja yang punya executive
lounge, stasiun kereta juga punya. Executive
lounge pertama milik stasiun kereta ini diresmikan pada 22 April 2017 lalu
oleh PT KA Pariwisata di Stasiun Tugu Yogyakarta. Executive lounge ini diberi nama Anggrek Lounge.
Oh iya! Waktu mau pulang ini saya jadi sadar area yang ditempati Anggrek Lounge itu dulunya ruang tunggu bebas loh, yang siapa saja boleh duduk. Tahun 2013 saya pernah juga ke stasiun Tugu dan saya mengagumi ruang tunggunya yang bergaya sangat ‘Jogja’. Tentunya dulu gak ada fasilitas macam-macam dan gak ada temboknya juga. Sedangkan sekarang kalau kita gak masuk lounge, gaya sangat ‘Jogja’-nya jadi gak terasa. 😕
Anggrek
Lounge beroperasi pada pukul 16:00
sampai 10:00. Jadi tempat ini cocok untuk beristirahat bagi kamu yang sampai di
Stasiun Tugu tengah malam atau dini hari, juga bagi kamu yang punya jadwal
berangkat pada jam-jam tersebut.
Menurut
informasi yang saya baca, untuk bisa masuk Anggrek Lounge ini dikenakan biaya
50.000 rupiah selama masa promosi dan selanjutnya akan menjadi 65.000 rupiah. Tapi
saat saya ke sana akhir April 2018 kemarin, ternyata harganya masih 50.000
rupiah. Wah, lama juga ya, masa promosinya. 😁
Dengan
harga tersebut, lounge ini menyediakan fasilitas yang beragam seperti WIFI, TV, musola, toilet, majalah, serta makanan berat dan snack. Berkapasitas
sekitar 100 orang, lounge ini terasa sepi saat saya sampai pukul 03.30 pagi.
Tempat duduk yang tersedia bervariasi. Mulai dari sofa kulit hingga kursi bar tinggi. Lumayan, saya bisa meluruskan badan sejenak setelah duduk di kereta selama 9 jam.
Tempat duduk yang tersedia bervariasi. Mulai dari sofa kulit hingga kursi bar tinggi. Lumayan, saya bisa meluruskan badan sejenak setelah duduk di kereta selama 9 jam.
Setelah
beberapa menit memejamkan mata, saya mulai melihat-lihat makanan yang
disediakan. Masih terlalu pagi untuk sarapan, saya memutuskan untuk menyeduh secangkir
teh. Bersama dispenser air panas terdapat juga dispenser berisi jus jeruk yang
berwarna oranye nan menggoda.
Saya
melihat-lihat makanan yang disediakan. Ada nasi dan beberapa lauk yang tidak
terlalu menarik. Selain itu ada juga beberapa jenis jajanan pasar dan roti
tawar. Untuk makanannya… Hmm, tolong jangan berharap terlalu banyak ya. Ayam dan
tempenya dingin, rasanya pun jauh dari istimewa. Mungkin makanannya dimasak
dari siang ya, kan lounge ini buka dari pukul 4 sore. Saya gak terlalu ambil
pusing sih soal makanan ini. Yang penting perut terisi aja lah. Masih ada beberapa makanan yang lain, tapi saya gak tertarik.
Habis
solat subuh saya pingin bikin roti bakar. Saya belum pernah nyoba pakai toaster
jadi nggak ngerti tapi saya juga malas nanya ke mas-masnya jadi saya sok tau
aja. Dua kali percobaan, hasilnya sama: gagal makan roti bakar. 😆
Yang
paling saya sayangkan dari lounge ini cuma satu sih. Sebel banget saat baca
tulisan “toilet bukan untuk mandi”. Iya, karena isi toiletnya benar-benar cuma
wastafel dan kloset. Jadi ya gak bisa mandi. Padahal ukuran toiletnya cukup
besar untuk dipasangi shower.
Kenapa
ya gak boleh mandi? Padahal lounge ini buka di waktu dini hari, asumsi saya
sih orang-orang yang kesini memang niatnya untuk menunggu pagi datang. Supaya tidak
perlu keluar stasiun saat hari masih gelap. Alangkah menyenangkan kalau keluar
stasiun sudah siap beraktivitas, bukan? Tapi ternyata di sini malah tidak bisa
mandi.
Kalau
dilihat dari harga 50.000 untuk masuk lounge ini, saya lebih melihatnya sebagai biaya istirahat di ruangan yang nyaman aja sih. Karena ruangannya bebas asap
rokok, full AC, dan kita bisa duduk bahkan selonjoran di kursi empuk. Untuk makanannya
dianggap bonus aja ya 😅. Untuk toilet dan musola sih gak masuk hitungan
karena toh di luar lounge juga ada.
Saya
bisa bilang gitu karena terasa banget bedanya waktu saya balik ke stasiun ini
sore harinya untuk pulang ke Bandung. Di luar lounge itu susah banget cari
tempat duduk plus gerahnya Jogja ya ampun.
lampu antik yang mengingatkan pada tahun 2013 (?)
Oh iya! Waktu mau pulang ini saya jadi sadar area yang ditempati Anggrek Lounge itu dulunya ruang tunggu bebas loh, yang siapa saja boleh duduk. Tahun 2013 saya pernah juga ke stasiun Tugu dan saya mengagumi ruang tunggunya yang bergaya sangat ‘Jogja’. Tentunya dulu gak ada fasilitas macam-macam dan gak ada temboknya juga. Sedangkan sekarang kalau kita gak masuk lounge, gaya sangat ‘Jogja’-nya jadi gak terasa. 😕
Jadi
gimana nih kesimpulannya? Recommended gak sih Anggrek
Lounge ini?
Kalau mau coba sih, silakan banget! Apalagi kalau kasus kamu sama kayak saya, yang sampai stasiun pagi buta sedangkan baru ada acara pukul 7 atau 8 pagi. Tapi ya itu tadi, jangan berharap banyak sama makanannya dan yang perlu dicatat: gak bisa mandi!
Kalau mau coba sih, silakan banget! Apalagi kalau kasus kamu sama kayak saya, yang sampai stasiun pagi buta sedangkan baru ada acara pukul 7 atau 8 pagi. Tapi ya itu tadi, jangan berharap banyak sama makanannya dan yang perlu dicatat: gak bisa mandi!
-dra-
Wah bagus ya tempatnya, nunggu akan bosan deh
ReplyDeleteUpdatenya gimana nih? Saya sudah tunggu artikel blognya loh.
ReplyDeleteSukses terus ya.
ga boleh mandi ya? sayang banget ya. padahal kalo nunggu KA dini hari, perlu banget fasilitas mandi.
ReplyDelete