life - travel - thought - journal

Vogue’s 73 Questions List

on
Saturday, October 6, 2018
It’s October already wahhhhh!!!! Biar blog ini ada tulisan baru mari kita menulis yang ringan-ringan saja yuk! Gak penting biarin yah. Tapi penting sih lumayan siapa tau ada yang mau kenal saya lebih dekat? 👌


Hasil gambar untuk Vogue’s 73 Questions List
Kemarin abis googling apa ya lupa. Terus mendarat di blog ini. Kok ada post seru kayak zaman-zaman notes di Facebook dulu nih haha. Tapi setelah baca-baca pertanyaannya kok banyak tentang motherhoodnya waaah kubelum bisa jawab dong. Akhirnya baca-baca lagi dan sampailah di blog yang ini. Scanning pertanyaannya, aman! So here we go!

1. What’s your favorite movie?
Baru pertanyaan pertama kok ya udah bikin bingung. Well, saya termasuk orang yang jarang nonton film sih. Abis nonton film juga seringnya lupa sama ceritanya. Tapi ada beberapa yang teringat pernah saya klaim menjadi film favorit: Chasing Liberty, Cellular, Narnia, Charlie and The Chocolate Factory, dan The Incredibles. Kalau film Indonesia..…Rectoverso!

2. Favorite movie in the past five years?
Dari yang ditonton tahun ini aja ya yang masih inget: Midnight Runners, Bad Genius, dan Coco.

3. Favorite Hitchcock film?
Ternyata gak aman guys pertanyaannya, saya gak tau Hitchcock itu siapa >.< Kata Wikipedia Hitchcock ini sutradara film di tahun 1919-1980. Dan saya bukan penikmat film jadul so gak ada satu pun film karya beliau yang pernah saya tonton.

4. A book you plan on reading?
The Happiness Project by Gretchen Rubin. Udah ­eyeing buku ini lamaaa banget. Tertarik karena judul, konsep, dan sampulnya sih *yes, I judge a book by its cover* Udah dibeli juga! Tapi setelah beli ntah kenapa malah nemu review buruk tentang bukunya 😔 Alhasil jadi ragu mau baca.

5. A book that you read in school that positively shaped you?
Supernova: Petir-nya Dee. Ini buku literally I read in school karena pertama nemu di perpus Smansa. Buku yang bikin saya gak bisa lagi baca buku-buku teenlit. Plus saya merasa punya keterikatan sama Etra 😛

6. Favorite TV show that’s currently on?
Masih Running Man aja sih yang ditonton rutin. Kalau acara Indonesia cuma Tukang Ojek Pengkolan. Oh iya sama yang baru banget tayang nih New Journey to The West season 5!!! Tonton yah gaisssss.

7. On a scale of one to ten how excited are you about life right now?
Hmmm..… seven? Semoga segera makin excited ya! 

8. iPhone or Android?
Android

9. Twitter or Instagram?
Twitter siiiiih hahaha been 9 years with it dan belum bosen. Pernah cerita tentang twitter di sini nih. Cuma belakangan baru nemu serunya Instagram lagi dari IG story beberapa orang yang memang berfaedah dan post-post seniman lettering dan doodling yang lucu-lucu.

10. Who should EVERYONE be following right now?
Kalau di Instagram coba follow @nkcthi deh! Kalau twitter @pinot dan @ditut.

11. What’s your favorite food?
Ayam kecap, teri medan dipedesin, tiramisu.

12. Least favorite food?
Durian dan dodol.

13. What do you love on your pizza?
Tuna and cheese!

14. Favorite drink?
Air putih!!!! *sedang memaksa diri banyak minum air putih*

15. Favorite dessert?
Tiramisu.

16. Dark chocolate or milk chocolate?
Dark chocolate.

17. Coffee or tea?
Tea.

18. What’s the hardest part about being a mum?
Nah ada juga tentang motherhood ternyata hahahahaha. Skip.

19. What’s your favorite band?
Maliq and D’essentials.

20. Favorite solo artist?
Michael Buble dan Jason Mraz.

21. Favorite song?
Banyak sebenarnya ya tergantung suasana hati tapi beberapa hari ini lagi dengerin Unlonely dan Today is Yesterday’s Tomorrow berulang-ulang. Tebak lah suasana hati saya lagi gimana. 😂






22. If you could sing a duet with anyone, who would it be?
Future husband kali ya LOL.

23. If you could master one instrument, what would it be?
Gitar.

24. If you had a tattoo, where would it be?
Di lengan aja deh.

25. To be or not to be?
To be what you want to be.

26. Dogs or cats?
Dogs. Tapi dari layar kaca saja ya hahahaha.

27. Bird-watching or whale-watching?
Whale-watching di ostrali bareng yoon mino hoony jinu *halah*

28. Best gift you’ve ever received?
Yang terakhir aku dapet yah, sekotak penuh stationery dari Dadah untuk bekal merantau 💋

29. Best gift you’ve ever given?
Apa yaaaaa, jarang ngasih kado deh aku *pelit*

30. Last gift you gave a friend?
Artwork happy birthday yang bingkainya kegedean hahahahah *maaf ya Dah*

31. What’s your favorite board game?
Ular tangga weh yang gampang. Sama ludo juga seru!

32. What’s your favorite country to visit?
Baru pernah ke Singapur euy.

33. What’s the last country you visited?
Ya Singapura dong ah, baca yah ceritanya di sini.

34. What country do you wish to visit?
UK sama Selandia Baru sama Jepang sama Korea.

35. What’s your favorite color?
Purple 💜

36. Least favorite color?
Warna-warna neon. 

37. Diamonds or pearls?
Diamonds.

38. Heels or flats?
Flats. Pakai heels hanya karena tekanan sosial, LOL.

39. Pilates or yoga?
Belum coba.

40. Jogging or swimming?
Swimming, tapi belum bisa 😕 Sedih banget gak sih. Tahun depan harus bisa!

41. Best way to de-stress?
TIDUR. Dan makan.

42. If you had one superpower, what would it be?
Invisibility. 

43. What’s the weirdest word in the English language?
Punctilio *random aja sih ini*

44. What’s your favorite flower?
Tulip and lily.

45. When was the last time you cried?
Couple months ago.

46. Do you like your handwriting?
Yes!

47. Do you bake?
Yes. Pakai premiks instan 😋

48. What is your least favorite thing about yourself?
Pemalas huh. Terus motivasinya tuh suka random jadi kadang-kadang suka semangat sendiri tapi kalau lagi butuh malah gak bisa dipaksa semangat (?)

49. What is your most favorite thing about yourself?
Laid-back~~~ hahaha pernah ada temen kuliah bilang, “kok Dhiyan tuh orangnya kayaknya damai gitu ya kayak gak pernah ada masalah”

50. Who do you miss the most?
Mama.

51. What are you listening to right now?

Gak sengaja ke-play ini
 

52. Favorite smell?
Bau uang baru 💲💵 and the smell of petrichor.

53. Who was the last person you talked to on the phone?
Mama.

54. Who was the last person you sent a text to?
Dadah.

55. A sport you wish you could play?
Basketball.

56. Hair color?
Black kecoklatan dikit *apasih*.

57. Eye color?
Black.

58. Scary film or happy endings?
Happy endings dong ah. Nonton film itu kan buat hiburan yah. Kalau nonton film serem itu mah ketakutan jadinya bukan terhibur.

59. Favorite season?
Rainy season~ been waiting for it like forever.

60. Three people alive or dead that you would like to have dinner with?
Mama, Papa, adekku.

61. Hugs or kisses?
Hugs.

62. Rolling Stones or the Beatles?
The Beatles.

63. Where were you born?
Jember.

64. What is the farthest you have been from home?
Kalau dari ‘home’ yang sekarang sih ya ke Jayapura. Tapi pas di Jayapura itu juga punya ‘home’. Gimana dong?

65. Sweet or savory?
Savory.

66. Lipstick or lip gloss?
Lipstick.

67. What book have you read again and again?
Lagi-lagi Supernova: Petir karya Dee. Juga Life on The Refrigerator Door karya Alice Kuipers.

68. Favorite bedtime story?
Gak inget….. Tapi waktu baru bisa baca dulu, pasti baca sendiri cerita-cerita di majalah Bobo! Kalau sekarang, IG story orang-orang kali ya? 😁

69. What would be the title of your autobiography?
A Journey to be Your Bestest Self.

70. Favorite sound?
Suara hujaaaan.

71. Favorite animal?
Penguin and panda.

72. Who is your girl crush?
Liliyana Natsir, Emma Watson, dan Han Hyojoo.


73. Last photograph you took?

*
Syudaaaaah~ Yuk yuk ikutan bikin post kayak gini yukkkkk~~~~

Sampai jumpa di post selanjutnya 🙋🙋🙋🙋


-dra-

Menunggu Matahari Terbit di Anggrek Lounge Stasiun Tugu

on
Thursday, June 7, 2018
Berkunjung ke Yogyakarta naik kereta? Sampai di Stasiun Tugu pagi-pagi buta? Mau ke penginapan, tapi belum buka? Tenang saja! Kini kamu bisa menunggu pagi dengan nyaman di Anggrek Lounge!



Sekarang bukan hanya bandara saja yang punya executive lounge, stasiun kereta juga punya. Executive lounge pertama milik stasiun kereta ini diresmikan pada 22 April 2017 lalu oleh PT KA Pariwisata di Stasiun Tugu Yogyakarta. Executive lounge ini diberi nama Anggrek Lounge.

Anggrek Lounge beroperasi pada pukul 16:00 sampai 10:00. Jadi tempat ini cocok untuk beristirahat bagi kamu yang sampai di Stasiun Tugu tengah malam atau dini hari, juga bagi kamu yang punya jadwal berangkat pada jam-jam tersebut.

Menurut informasi yang saya baca, untuk bisa masuk Anggrek Lounge ini dikenakan biaya 50.000 rupiah selama masa promosi dan selanjutnya akan menjadi 65.000 rupiah. Tapi saat saya ke sana akhir April 2018 kemarin, ternyata harganya masih 50.000 rupiah. Wah, lama juga ya, masa promosinya. 😁

Dengan harga tersebut, lounge ini menyediakan fasilitas yang beragam seperti WIFI, TV, musola, toilet, majalah, serta makanan berat dan snack. Berkapasitas sekitar 100 orang, lounge ini terasa sepi saat saya sampai pukul 03.30 pagi. 



Tempat duduk yang tersedia bervariasi. Mulai dari sofa kulit hingga kursi bar tinggi. Lumayan, saya bisa meluruskan badan sejenak setelah duduk di kereta selama 9 jam.




tempat meluruskan kaki dan punggung

Setelah beberapa menit memejamkan mata, saya mulai melihat-lihat makanan yang disediakan. Masih terlalu pagi untuk sarapan, saya memutuskan untuk menyeduh secangkir teh. Bersama dispenser air panas terdapat juga dispenser berisi jus jeruk yang berwarna oranye nan menggoda.




Saya melihat-lihat makanan yang disediakan. Ada nasi dan beberapa lauk yang tidak terlalu menarik. Selain itu ada juga beberapa jenis jajanan pasar dan roti tawar. Untuk makanannya… Hmm, tolong jangan berharap terlalu banyak ya. Ayam dan tempenya dingin, rasanya pun jauh dari istimewa. Mungkin makanannya dimasak dari siang ya, kan lounge ini buka dari pukul 4 sore. Saya gak terlalu ambil pusing sih soal makanan ini. Yang penting perut terisi aja lah. Masih ada beberapa makanan yang lain, tapi saya gak tertarik.


Habis solat subuh saya pingin bikin roti bakar. Saya belum pernah nyoba pakai toaster jadi nggak ngerti tapi saya juga malas nanya ke mas-masnya jadi saya sok tau aja. Dua kali percobaan, hasilnya sama: gagal makan roti bakar. 😆 


Yang paling saya sayangkan dari lounge ini cuma satu sih. Sebel banget saat baca tulisan “toilet bukan untuk mandi”. Iya, karena isi toiletnya benar-benar cuma wastafel dan kloset. Jadi ya gak bisa mandi. Padahal ukuran toiletnya cukup besar untuk dipasangi shower.



Kenapa ya gak boleh mandi? Padahal lounge ini buka di waktu dini hari, asumsi saya sih orang-orang yang kesini memang niatnya untuk menunggu pagi datang. Supaya tidak perlu keluar stasiun saat hari masih gelap. Alangkah menyenangkan kalau keluar stasiun sudah siap beraktivitas, bukan? Tapi ternyata di sini malah tidak bisa mandi.

musola kecil hanya muat untuk dua orang

Kalau dilihat dari harga 50.000 untuk masuk lounge ini, saya lebih melihatnya sebagai biaya istirahat di ruangan yang nyaman aja sih. Karena ruangannya bebas asap rokok, full AC, dan kita bisa duduk bahkan selonjoran di kursi empuk. Untuk makanannya dianggap bonus aja ya 😅. Untuk toilet dan musola sih gak masuk hitungan karena toh di luar lounge juga ada.

Saya bisa bilang gitu karena terasa banget bedanya waktu saya balik ke stasiun ini sore harinya untuk pulang ke Bandung. Di luar lounge itu susah banget cari tempat duduk plus gerahnya Jogja ya ampun.

lampu antik yang mengingatkan pada tahun 2013 (?) 

Oh iya! Waktu mau pulang ini saya jadi sadar area yang ditempati Anggrek Lounge itu dulunya ruang tunggu bebas loh, yang siapa saja boleh duduk.  Tahun 2013 saya pernah juga ke stasiun Tugu dan saya mengagumi ruang tunggunya yang bergaya sangat ‘Jogja’. Tentunya dulu gak ada fasilitas macam-macam dan gak ada temboknya juga. Sedangkan sekarang kalau kita gak masuk lounge,  gaya sangat ‘Jogja’-nya jadi gak terasa. 😕

Jadi gimana nih kesimpulannya? Recommended gak sih Anggrek Lounge ini? 

Kalau mau coba sih, silakan banget! Apalagi kalau kasus kamu sama kayak saya, yang sampai stasiun pagi buta sedangkan baru ada acara pukul 7 atau 8 pagi. Tapi ya itu tadi, jangan berharap banyak sama makanannya dan yang perlu dicatat: gak bisa mandi!

-dra-

9 Tahun Bersama Twitter

on
Tuesday, May 15, 2018
Pagi ini, sebuah notifikasi muncul di laman twitter saya. Hari ini adalah hari jadi @dehaiyan yang ke-9, katanya.


Mari kita kilas balik ke sembilan tahun yang lalu, 14 Mei 2009.

Hari itu kira-kira seorang Dhiyan yang berusia empat belas tahun sedang santai-santai karena baru selesai Ujian Nasional SMP.  Tahun 2009 itu memang the year of social media deh kayaknya. Setelah bikin akun Facebook di akhir 2008, tahun 2009 saya bikin beberapa akun di media sosial lain. Pokoknya semua yang yang berbau jejaring sosial didaftar deh waktu itu.

Tahun 2009 itu belum zaman ponsel pintar. Sudah ada sih, tapi ya belum se-dimana-mana sekarang. Jadi dulu main media sosial itu ya di komputer atau laptop. Kalau  mau ngobrol sama teman lewat medsos, maka akan saling sms dulu, "OL yuk!" 😁

Seiring berjalan waktu, ternyata twitter menjadi yang paling bertahan diantara media sosial lainnya, setidaknya untuk saya. Facebook sudah lama banget ga diupdate, Plurk malah cuma bertahan sekitar setahun sejak dibuat. Friendster mah udah ke laut dari kapan kan? 

Sejak 2012 saat smartphone sudah marak, muncul berbagai media sosial baru yang berbasis aplikasi. Karena aksesnya yang dalam genggaman, tentu medsos-medsos ini jadi lebih populer dan lebih hype aja karena masih baru. Aplikasi yang paling populer di antaranya ada Instagram, Path, dan Snapchat. Ohiya sama status di home Line juga.

Sebelum twitter punya aplikasi, kalau mau twitteran di HP itu harus pakai browser. Bisa langsung di mobile.twitter.com atau di web-web lain yang memfasilitasi. Favorit saya dulu itu m.tweete.net karena di sana ada button khusus untuk RT alias retweet. Kamu tahu kan dulu kalau mau retweet itu ya "RT"-nya harus di ketik manual? 😆

Saya pernah bilang ke teman saya kalau saya cinta banget sama twitter. Lebay ya hahahaha. Tapi memang begitu adanya. Kenapa? Karena twitter memfasilitasi saya yang suka ngomong sendiri! #horor.

Menurut saya twitter adalah sebaik-baiknya media sosial. Karena buat saya fungsi medsos yang paling utama selama ini adalah untuk ngomong sendiri hahaha. Hampir sama lah kayak blog ini. 😆 Kayaknya gak perlu dijabarkan ya kenapa saya suka twitter karena takutnya malah jadi membandingkan dengan medsos lain. 😜

Saat Instagram, Path, dan Snapchat lagi ramai-ramainya, terasa banget kalau Twitter (bersama Facebook) mulai ditinggalkan. Ada masanya saya buka timeline dan isinya hanya @infobdg, @2pmalways, dan akun-akun official lainnya. 

Entah apa yang membuat twitter kembali hidup setahun belakangan. Banyak banget teman saya yang tiba-tiba ngetwit lagi "hai twitter", "wah udah lama gak buka twitter", "wow masih ada kehidupan di sini", dan semacamnya.

Nah yang bikin saya amazed adalah.... ternyata saya gak pernah ninggalin twitter! #lebaypart2. Saya udah scroll-scroll profil saya dan emang loh saya dari dulu selalu ngetwit minimal sebulan sekali. Sedangkan teman-teman yang merasa "balik" ke twitter itu memang tweet terakhirnya rata-rata tahun 2015! #pentingbanget

Mau kasih satu alasan deh kenapa saya suka twitter: karena di twitter saya menemukan banyak hal seru dan bermanfaat! Uniknya, hal-hal ini ditemukan secara random. Biasanya karena saya lihat tweet yang di-retweet atau di-like oleh following saya. Kalau saya penasaran saya akan buka profil orang yang tweet-nya tidak sengaja saya baca itu.

Yang pertama ada @fiksimini. Saya nemu akun ini udah lama, sekitar tahun 2009/2010. Akun ini adalah tempat orang-orang bikin cerita fiksi dalam satu buah tweet. Jadi admin akan memberi tema yang setiap hari ganti-ganti. Nanti followersnya akan bikin cerita sesuai tema dari admin. Kalau ceritanya bagus akan di-retweet! 

Dulu satu tweet itu hanya 140 karakter dan itulah yang bikin fiksimini seru! Saya pernah bikin dan di-retweet, sekali doang sih. Waktu itu temanya musik.

Nah kalau setahun belakangan, saya nemu banyak akun yang suka share hal-hal atau pengetahuan yang unik, yang kalau gak nemu di twitter kayaknya gak bakal pernah dengar tentang hal itu ataupun berniat cari tahu tentang hal itu.

Contohnya @MoniqueAubrey yang cerita tentang Stockholm Syndrome dan nama-nama perabotan di IKEA, @yoyen yang cerita tentang asal usul kota Depok, @LadyZwolf yang share tentang mealprep, daaaaaaan lain-lain.

Selain itu saya juga nemu banyak akun blogger yang kemudian mengantarkan saya pada perkenalan dengan @BloggerPerempuan. Dari sana nemu lebih banyak lagi blog bagus dan sekarang jadi sering blogwalking lagi. Hingga akhirnya sekarang saya mulai semangat ngeblog lagi!

Terus terus…di twitter tuh perkembangan isunya dinamis bangetttt. Dalam satu waktu seringkali kita bisa dapat dua sudut pandang sekaligus. Contohnya ada tweet viral yang mengeluhkan cara basa-basi orang Indonesia sama teman yang lama gak ketemu, yang bagi sebagian orang kurang menyenangkan. Tau kan ya maksudnya? Nah, gak lama setelah itu tiba-tiba muncul tweet tandingannya, seperti ini.


Contoh lain ada yang pernah bikin utas (thread), katanya instagram bisa menangkap suara lewat microphone di handphone kita. Banyak banget tuh yang retweet. Kemudian ditepis sama orang lain yang punya pengalaman kerja langsung sama orang-orang instagram.





Seru banget kannn? Terlepas dari pihak mana yang benar dan mana yang salah, saya senang karena bisa dapat informasi dari banyak sisi.

Banyak juga hal random nan lucu. Contohnya satu aja ya, kayak yang ini.
Perkembangan dari internal twitter juga menurut saya bagus sih, jarang yang bikin mau protes “kenapa sekarang twitter jadi gini?” Contohnya ya fitur thread itu tadi. Fitur ini memungkinkan kita bikin semacam artikel berfaedah di twitter. Kayak “Kumpulan hotel instagrammable di Bandung” atau “Kuliner yang harus dicoba kalau ke Solo”.

Negatifnya twitter tentu ada juga. Yang marak akhir-akhir ini, muncul threads dari user dengan nama alias kayak utas adora-hilman atau sugar daddy hnm, yang abis dibaca tuh rasanya…… “Astaga, ngapain sih gue barusan?! Buang-buang waktu banget ckckck.” Perasaan yang muncul abis baca utas semacam itu tuh mirip sama perasaan yang muncul waktu dulu sekali-kalinya nyobain main Omegle HAHAHAHA.

Udah ah, segitu dulu cerita tentang Twitter-nya. Semoga ada manfaatnya hahaha.

Kalau kamu gimana? Masih main Twitter, nggak?

-dra-